Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 3; Matius 3; 1 Raja-Raja 21-22
Karena uang di dompet sudah menipis, saya bergegas memasuki sebuah bilik Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Begitu saya masuk ke bilik ATM itu, layar monitornya bertuliskan "Apakah anda ingin melanjutkan dengan transaksi yang lain?" diikuti pilihan "ya dan tidak". Berarti masih ada kartu ATM yang tertinggal dalam kondisi aktif di sana. Dan saya tergoda...
Setelah celingak-celinguk ke kiri dan kanan, saya memastikan bahwa tidak ada orang lain yang melihat. Ketika saya pilih tombol "ya" dan mengklik info saldo, ternyata masih ada hamper Rp. 20 juta uang tersisa. Ah, godaan itu semakin kuat menarik saya. "Bagaimana cara mendapatkan uang itu? Ditarik tunai atau ditarnsfer ke rekening pribadi?" begitu gumam saya dalam hati.
Keringat dingin mulai mengucur dan degup jantung menjadi lebih kencang. Saya pastikan lagi tidak ada orang yang sedang mengamati saya. Lalu ada dua suara dalam hati nurani seperti sedang berebut pengaruh. Yang satu menyatakan, "Ambil saja. Kapan lagi? ini berkatmu..." sementara yang lainnya berkata, "Ingat posisimu! Jaga integritas!" Secepat kilat saya memilih untuk menaati larangan melalui bisikan lembut Roh-Nya. Bagaimanapun itu hak milik orang lain, bukan milik saya.
Ternyata memang berat mempertahankan integritas, apalagi jika tidak ada yang melihat. Namun kesadaran bahwa ada sepasang mata yang mengawasi dari ‘atas' akan memampukan kita melakukannya.
Integritas diuji pada saat tak seorangpun melihat anda.